Mitra, TIMURPOS.com. – Topik hangat
yang saat ini berkembang dalam ranah politik, terkait Pemilihan kepala daerah
(Pilkada) serentak yang akan digelar pada 27 November 2024, terutama di
kalangan anak muda dari Generasi Z dan Generasi Milenial.
Ketua Ikatan Pelajar Pemuda
Mahasiswa Minahasa Tenggara (IPPMA MITRA), Julio Antou, menekankan pentingnya
keterlibatan generasi muda dalam proses demokrasi, mengingat suara mereka
memiliki bobot signifikan dalam pemilihan sebelumnya.
“Dengan bercerminkan hasil Pemilihan
Umum sebelumnya, dimana dominasi suara anak muda sebesar 55% dari 204 juta pemilih, sekitar 114 juta, maka
dapat dibuktikanjika generasi ini bukan sekadar angka statistik, melainkan
kekuatan yang memiliki peran krusial dalam menentukan arah kepemimpinan masa
depan,” ungkap Antou.
Lebih lanjut Antou juga
mengatakan, jika membahas seputar PILKADA yang telah merambah ke segala lapisan
masyarakat, maka anak muda harus turut serta dalam mengambil langkah proaktif,
dan menunjukkan sikap yang progresif untuk membawa angin segar dalam politik,
baik di tingkat nasional maupun regional.
“Sangat penting melek politik
bagi anak muda. Melek politik bukan sekadar pemahaman tentang proses politik,
tetapi juga kemampuan untuk menganalisis, menilai, dan berperan aktif dalam
menentukan arah politik yang lebih baik bagi masa depan. Sehinga diskusi terbuka dianggap sebagai
salah satu sarana untuk lebih mengenal calon pemimpin daerah. Sehinga dalam diskusi tersebut, anak muda
dapat menilai kapabilitas, kelayakan, serta visi dari calon pemimpin, sehingga
dapat membuat keputusan yang tepat saat memilih pemimpin yang mampu membawa
perubahan positif bagi daerahnya,” ,” ucap Antou.
Antou juga menekankan bahwa dalam
menghadapi kompleksitas politik saat ini, anak muda harus menjauhi provokasi
dan polarisasi, dan sebaliknya, harus mampu membawa ide, gagasan, dan perspektif
baru dalam politik. Aspirasi anak muda harus didengar dan diperhitungkan oleh
calon pemimpin, karena merekalah yang akan membawa perubahan dan menentukan
masa depan bangsa.
“Anak muda sebagai agen of
change, saya mengajak agar kita dapat memberikan suara kita untuk memilih
pemimpin yang dapat menjadi teladan, membawa perubahan yang positif, dan
berkomitmen untuk pembangunan yang berkelanjutan, baik dalam infrastruktur
maupun sumber daya manusia. Dengan harapan besar menuju PILKADA 2024,
keterlibatan aktif anak muda diharapkan dapat membawa dampak positif yang akan
membawa daerah dan bangsa ke arah yang lebih baik,” kata Antou.
Editor: Alfrets Maurits
Reporter: James Wahongan
Pemilihan kepala daerah (PILKADA)
serentak yang akan di selenggarakan 27 November 2024 mendatang, menjadi trend
obrolan politik di semua kalangan, tidak terlepas oleh anak muda yang di dalam
nya terdapat Generasi Z dan Generasi Milenial. Perlu diingat bahwa yang paling
mendominasi dalam tahapan proses Pemilihan Umum (PEMILU) beberapa waktu lalu
adalah suara anak muda dengan 55% atau sekitar 114 juta dari 204 juta orang yang
punya hak pilih. Suara tersebut bukan hanya angka partisipasi dalam statistik
pemilihan, tetapi menunjukkan bahwa generasi ini memiliki peran penting dalam
menentukan siapa nahkoda yang layak untuk memimpin kedepanya. Pembahasan
terkait PILKADA ini telah menjalar sampai ke akar rumput, maka seyogyanya anak
muda harus terlibat, mengambil langkah penting dan menentukan sikap supaya bisa
menjadi harapan baru serta membawa angin segar dalam dinamika perpolitikan,
baik ditataran nasioanl maupun regional. Agar suatu negara bisa maju, anak
mudanya tidak boleh antipati, melainkan harus melek terhadap politik. Stigma
“hanya menjadi objek politik” yang selama ini diberikan kepada anak muda harus
mulai diubah, karena harusnya kita memiliki pengaruh yang signifikan untuk
menentukan arah politik kedepannya. Melek politik bukan berarti harus langsung
terjun kedalam politik praktis, tetapi bagaimana kita sebagai anak muda harus
mampu untuk menganalisa dan menilai sosok yang tepat untuk memajukan daerah
yang pastinya harus selaras dengan kebutuhan rakyat. Salah satu cara untuk
mengenal lebih dekat calon pemimpin daerah adalah melaksanakan diskusi terbuka
guna melihat kapabilitas dan kelayakan mereka dalam menjawab serta menghadirkan
gambaran tentang bagaimana kelak akan berbuat untuk daerahnya. Namun, terlepas
dari siapa dan apa programnya, anak muda harus harus mampu mengatur proses
transisi demokrasi ke arah yang lebih baik, dengan cara terlibat aktif dalam
diskusi dengan para penyelenggara maupun para pakar dan pengamat politik atau
bahkan terlibat langsung sebagai penyelenggara. Di tengah kompleksitas politik
saat ini, anak muda tidak boleh terprovokasi oleh isu – isu yang dibangun
apalagi sampai terpolarisasi, melainkan harusnya keberadaan anak muda dengan
kapasitasnya dapat membawa ide, gagasan dan perspektif baru dalam politik.
Besar harapannya, menuju hajatan PILKADA ini, para calon pemimpin dapat
mendengarkan dan mengakomodir aspirasi dari anak muda, karena suara anak muda
harus diperhitungkan, sehingga memiliki dampak yang positif, karena generasi
inilah yang akan memegang nasib bangsa kedepan. Oleh karena itu, anak muda
sebagai agen of change, mari kita memilih pemimpin yang bisa menjadi teladan,
dapat membawa perubahan dan perbaikan serta berkomitmen untuk melanjutkan
pembagunan, baik dalam segi infrastruktur maupun sumber daya manusianya.