Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 yang diselenggarakan di gedung ICE-BSD Kabupaten Tangerang Banten.
TANGERANG, TIMURPOS. COM - Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 yang diselenggarakan di gedung ICE-BSD Kabupaten Tangerang Banten dari tanggal 15-19 Oktober 2025 sangat meriah.
Acara tersebut diikuti oleh para peserta yang mewakili daerah di Indonesia diantaranya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Maluku, dll dengan menampilkan produk lokal unggulan dan ciri khasnya masing-masing.
Salah satu stand dari Jawa Barat (Kab.Sukabumi) sangat menarik perhatian, yaitu produk Paralon dibuat menjadi barang-barang keperluan rumah tangga, kantor, usaha, dll yang bernilai estetis juga bernilai seni tinggi.
Pencetus dan pembuat sekaligus pemilik karya Paralon ini adalah bapak Ilham Wirahadikusumah (60 th), berasal dari Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Berawal pada tahun 2000, Ilham merintis usaha Home Industry berbahan dasar Paralon, dengan berbagai macam bentuk, seperti lampu/lampion, kursi, meja, lemari
tas, tempat tissue, dan lain-lain.
Pengerjaan inti dilakukan sendiri, dibantu 2 orang anaknya sekaligus untuk pemasarannya.
Kerap mengikuti ajang pameran, perlahan mulai dikenal warga lokal juga luar negeri, lalu terbentuklah workshop dan galeri “Ilham Art Galery”, yang berlokasi di Cibolang-Kab.Sukabumi.
Beberapa orang pelanggan yang pernah memakai produknya sangat terkesan “saya pernah membeli Frame Lukisan dan wadah lampu pada tahun 2005, bukan hanya unik bahkan sampai sekarang barang tersebut masih kokoh” ujar Santi salah satu customer/pelanggan.
Sampai saat ini peminat baik domestik juga luar negeri cukup tinggi, sehingga dibutuhkan penambahan modal dan tenaga kerja.
Ilham mendapat dukungan prasarana dan modal dari Pemerintah Kab.Sukabumi dan juga Bank Rakyat Indonesia(BRI).
Namun, untuk penambahan tenaga kerja masih dalam proses karena tidak mudah untuk mencarinya.
“SDM (Sumber Daya Manusia) menjadi kendala saat ini, sehingga berpengaruh pada jumlah produksi, saat customer khususnya dari luar negeri ada permintaan dengan jumlah yang besar, terpaksa saya tolak, jadi untuk saat ini saya melayani permintaan yang disesuaikan dengan kemampuan, karena ada barang tertentu yang pembuatannya butuh waktu antara 1 sampai 2 bulan per-item.
Saya berharap bisa mendapatkan orang untuk dipekerjakan agar bisa memenuhi permintaan pasar dan juga ada regenerasi sehingga bisa melanjutkan dan memajukan usaha Paralon saya ini,” ujarnya.
Semoga harapan beliau bisa tercapai agar karya Paralon yang bernilai seni tinggi ini tidak mati ditelan zaman.
Tetap semangat untuk berkarya dan membuat bangga Indonesia di kancah perekonomian dunia.
Editor : Alfrets Maurits
Reporter : RMS